Meninggalkan jejak
Hallo Ulfa, sudah 7 tahun dari terakhir aku yang dulu menulis. Seketika tergelitik untuk membuka coretan yang kubuat saat itu. Aku ingin mengucapkan terimakasih, terimakasih sudah menulis, terimakasih sudah bermimpi. Kalau saja aku mampu membeli waktu, rasanya ingin kembali ke masa itu dan memelukmu erat. Aku ingin mengabarkan kalau kamu mampu, aku ingin mengabarkan bahwa jerawatmu telah sembuh, kamu telah bertemu seseorang yang mau menemanimu, kamu bahkan memiliki anak perempuan yg cantik, dan alhamdulilah mama dan papa masih ada sampai saat ini, kamu bisa lanjut kuliah di Universitas impianmu dulu, lulus, dan kamu bisa kerja di Kota kecintaanmu dulu, dibidang kesehatan yang dulu kamu harapkan, dan alhamdulillah kamu tidak kesulitan membeli hal yang kamu mau dengan usahamu sendiri. Ketika aku mengingatmu, ada secercah harapan dan ketakutan dariku saat ini. Harapan karena ternyata apa yang kita takutkan ternyata tidak berjalan begitu, dan takut apa yang akan terjadi kepadaku nanti. Aku berharap semuanya baik-baik saja. Aku berharap sampai saat itu mama papa masih ada di dunia ini, aku sehat, anaku tumbuh dengan sehat, perkembangannya sempurna dan cerdas, suamiku sehat dan tetap mencintaiku, karirku membaik, bisa melanjutkan kuliah di Oxford dengan biaya LPDP, dan pingin banget bisa pindah aliran ke WHO ya allah kalau kau ijinkan ;')
Kalau kamu melihatku saat ini, semoga kamu cukup puas ya atas usahamu hehe, masih banyak wishlist ku, semoga umurmu panjang. Aku ingin sekali melihat Madina tumbuh dewasa, lulus kuliah, menikah, melihatnya berkeluarga. Aku ingin sekali jadi ibu yang baik, tapi saat ini rasanya aku sedikit gagal. Sedih sekali aku tidak bisa membersamainya saat fase golden agenya. Aku bahkan belum mampu memahaminya ketika menangis, dan terbangun berkali-kali di malam hari. Memeluknya adalah keharuan yang menyelimuti hatiku, aku bahagia dia exist, tapi aku takut tidak bisa memberikannya kasih sayang yang utuh. Ternyata suamimu bekerja di Kalimantan dan harus mencari pundi-pundi dipulau itu selama 1,5 bulan, baru kemudian mendapat roaster 2 minggu. Oh ya suamimu bukanlah orang yg kamu sedihkan dulu kok, tapi gapapa hal itu justru menjadi kenangan yg penting untuk kamu bertumbuh. Anakmu bernama Madina, saat Madina lahir, suamimu harus langsung bekerja, saat kembali seingatku Madina sudah bisa tengkurap sendiri. Begitu terus, banyak perkembangan Madina yg ia lewatkan. Akupun harus bekerja, sehingga banyak kemampuannya yang belum sempat terstimulus. Apakah kami mampu menjadi orangtua yang baik?
Ternyata dewasa tidak menakutkan tapi penuh tanggungjawab. Madina kalau suatu saat kamu membaca ini, mama harap kamu tidak kecewa dengan mama. Maafkan mama yang tidak bisa membersamai pertumbuhanmu sepenuhnya, tapi percayalah mama hanya ingin memupuk masa depanmu kelak, Insya allah bisa berjalan sesuai harapan.
Dan untuk suamiku Sutrisno yang paling mungkin tidak akan pernah menemukan ini -_-, semoga kamu bahagia punya isteri kayak aku ya. Yaa barangkali menurutmu aku keras kepala dan menyetir hidup kamu. Tapi semoga suatu hari nanti kamu paham kalau yang aku lakukan adalah karena aku sayang dan sangat ingin kamu sehat sampai tua nanti. Aku adalah isteri yang selalu mengingat kata-katamu dibalik menurunnya kemampuanku mengingat pasca fase hamil dan melahirkan. Bukan maksudku gabolehin kamu makan baso amang-amang 10 ribu setiap hari dengan sambal yang baunya aneh, tapi ayolah 10 ribu baso isinya apaan. Aku ingin kamu sehat sayang. Aku sayang sama kamu, tapi kamu memanglah kurang bersyukur ckck. Kamu baik sih tapi kamu kadang bikin saya emosional attack. Kurang peka adalah kamu, mengapa kamu kurang inisiatif membahagiakan aku? Apakah aku harus selalu kode? Apakah harus aku yang selalu memberikan ide? Kadang aku pingin loh kamu melakukan sesuatu untuk kami dari inisiatif dan idemu sendiri. Bukan nanya ke aku dulu. Maafkan aku yang masih suka mikir kamu sayang sama aku ngga sih? wkwk. Aku tahu sih kamu sudah bekerja keras untuk keluarga kita, tapi kamu tidak romantis dan inisiatif yang membuat jiwaku meronta-ronta.
Semangat Ulfa, sehatlah, semoga kamu mampu menjadikan keluarga kecilmu sukses dunia akhirat amin
Comments
Post a Comment